Tes Pemeriksaan Untuk Penyakit Kanker Darah - ILMU KESEHATAN

Jumat, 29 September 2017

Tes Pemeriksaan Untuk Penyakit Kanker Darah

Tes Pemeriksaan Untuk Penyakit Kanker Darah - Pemeriksaan awal adalah cara untuk mengenali keberadaan penyakit sebelum penderita mengalami gejala-gejala penyakit kanker darah tersebut. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi mengidap penyakit kanker tertentu. Meski demikian, tidak semua jenis kanker dapat diperiksa dan dideteksi pada stadium awal.
Skrining (screening) adalah salah satu cara utama untuk mendeteksi kanker stadium awal termasuk kanker darah, sangat membantu untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dalam pengobatan kanker. Tetapi metode skrining pada kanker bermacam-macam, letak kanker yang berbeda, metode yang digunakan pun berbeda.
Tes Pemeriksaan Untuk Penyakit Kanker Darah
Tes Pemeriksaan Untuk Penyakit Kanker Darah
Bagaimana cara memilih cara skrining yang tepat? Ahli dari Modern Hospital Guangzhou menuturkan, sakarang ini, metode skrining pada kanker, baik yang invasif maupun yang non-invasif, sebisa mungkin dahulukan yang non-invasif, non-radiasi, seperti USG. Tetapi jika pemeriksaan-pemeriksan ini tidak dapat mendeteksi penyakit, sebaiknya lakukan skrining yang bersifat invasif dan radiasi.

Berikut ini beberapa metode skrining yang sering digunakan unutk tes kanker darah dan penggunaannya yang tepat :

  1. USG
Ekonomis dan nyaman, non-invasif, tidak ada efek samping. merupakan salah satu metode skrining yang sering digunakan dalam kanker.
Penggunaan : Tumor abdomen, seperti kanker ginjal, kanker hati, tumor panggul, seperti kanker endometrium, kanker panggul, kanker ovarium, tumor payudara dan tumor leher, digunakan untuk mengidentifikasi tingkat keganasan tumor, lokasi, ukuran dan sebagainya.
Frekuensi pemeriksaan : Untuk orang normal 1 kali dalam setahun. Bagi orang berusia 35 tahun ke bawah yang memiliki risiko kanker payudara tinggi, disarankan melakukan USG 1 kali dalam setahun, sedangkan bagi yang berusia 40 tahun ke atas melakukan skrining mamografi yang digabungkan dengan USG.
Yang harus diperhatikan : 3 hari sebelum melakukan USG pada saluran pencernaan, sebaiknya hindari mengkonsumsi susu, kacang-kacangan dan makanan yang memicu gas fermentasi lainnya; 1 hari sebelum melakukan pemeriksaan sebaiknya melakukan diet ringan; pada hari pemeriksaan perut harus dikosongkan, dilarang makan dan minum. Sebelum melakukan USG pada panggul diharuskan menjaga cairan pada kandung kemih, tetapi 2 jam sebelum pemeriksaan sebisa minum sekitar 1000 ml air. Untuk USG pada vagina, kandung kemih harus dalam keadaan kosong.
  1. Tes darah.
Luka yang diakibatkan kecil, tidak mempunyai efek samping. tes darah biasa digunakan untuk menelusuri fungsi normal dari tiap-tiap organ dan sebagai tumor-marker, merupakan metode penunjang dalam mendeteksi kanker stadium awal, selain itu, juga bisa untuk memantau kekambuhan pada kanker.
Penggunaan : merupakan metode penunjang pada kanker prostat, kanker hati, kanker ovarium, kanker usus, kanker paru-paru, kanker lambung, dll.
Frekuensi pemeriksaan : Untuk tumor-marker sebaiknya dilakukan 1 kali pemeriksaan dalam setahun, terlebih bagi orang-orang dengan risiko kanker yang tinggi. Jika hasil pemeriksaan terdapat kejanggalan, sebaiknya melakukan pemeriksaan kembali 2-3 kali, meminimalkan terjadinya peradangan.
Yang harus diperhatikan : Penanda kelainan secara numerik, dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dari tumor, tetapi bagi penyakit non-tumor, misalnya peradangan, masa kehamilan, diabetes dan penyakit lainnya, yang mungkin dapat menyebabkan tumor marker meningkat. Karena itu, jika pada hasil pemeriksaan terdapat kejanggalan, sebaiknya dilakukan CT-scan, dan USG untuk memperjelas.
  1. X-ray
Non-invasif, nyaman, sinar radiasi yang berlebih dapat menyakiti tubuh pasien.
Penggunaan : Sering digunakan untuk mendiagnosa kanker pada bagian dada, misalnya kanker paru-paru, kanker payudara.
Frekuensi pemeriksaan : Perokok berusia menengah ke atas dan yang berusia 50 tahun dan berisiko tinggi terkena kanker payudara seharusnya memperhatikan pemeriksaan, disarankan melakukan pemeriksaan 1 kali dalam setahun.
Yang harus diperhatikan : Sebisa mungkin kurangi terkena langsung pada penyinaran, sebaiknya hanya bagian yang dimaksud saja, meminimalkan waktu penyinarannya. Selain itu, anak-anak, orang hamil, dan bagi wanita yang ingin melahirkan pada usia muda sebaiknya menghindari radiasi sinar X.
  1. Pap smear
Tidak ada rasa sakit, tidak ada efek samping, keakuratannya lebih terjamin. Merupakan metode utama dalam skrining kanker serviks.
Penggunaan : kanker serviks
Frekuensi pemeriksaan : pada 3 tahun pertama bisa melakukan 1 kali pap smear dalam setahun. Bagi yang berusia 30 tahun ke atas dapat diperiksa melalui faktor risikonya, jika setelah dilakukan 3 kali atau lebih pemeriksaan dan hasilnya negatif, dapat mengurangi jumlah pemeriksaan.
Yang harus diperhatikan : pemeriksaan sebaiknya dilakukan saat tidak dalam masa haid.
jika terjadi infeksi ginekologi atau peradangan akut, sebaiknya menunggu sakit yang anda rasakan sembuh baru melakukan pemeriksaan, 24-48 jam sebelum melakukan pemeriksaan jangan membersihkan bagian vagina.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda